Muhasabah Hati di Malam Hari
Keutamaan Muhasabah Hati di Malam Hari
Indahnya Islam dalam mengajarkan para umatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT telihat dari bagaimana cara Al-Qur’an memberikan petunjuk yang tiada hentinya. Sebagaimana diajarkan bahwa sebagai umat yang beriman layaknya harus sudi menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Satu diantara keutamaan Islam dalam mengajarkan ketaqwaan adalah dengan cara melihat diri sendiri. Dalam Islam, mengintrospeksi diri sendiri dikenal dengan sebutan Muhasabah. Ya, muhasabah diartikan sebagai cara seorang hamba untuk menyadari dan melihat dirinya sendiri demi kehidupan ke depan yang lebih baik.
ads
Pengertian Muhasabah dan Maknanya
Muhasabah diambil dari kata “hasiba yahsabu” yang kemudian dikerucutkan menjadi kata “hisab”. Secara etimologi, kata ‘hisab” bermakna “penghitungan”, sedangkan menurut syar’I kata muhasabah didefinisikan sebagai suatu usaha evaluasi diri sendiri terhadap segala hal yang telah dilakukan. Segala hal atau perbuatan yang kita lakukan sebagai umat muslim baik bersifat vertikal (kepada Allah SWT) mau
pun horisontal (sesama manusia), harus dinilai dari semua aspek. Muhasabah dianjurkan sebagai metode paling ampuh untuk menyempurnakan ketaqwaan kepada Allah SWT.
Muhasabah identik dengan melihat dan merenungi kembali atas apa yang telah dilakukan diiringi dengan keinginan untuk memperbaikinya di masa yang akan datang. Hal tersebut dianjurkan untuk mendapatkan ridho Allah SWT di dunia maupun di akhirat. Beberapa dalil berikut ini akan menjelaskan makna muhasabah secara hakekat.
- “Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah SWT dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Hasyr 59)
- “Dari Syadad bin Aus r.a, dari Rasulullah SAW, bahwa beliau berkata,” Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT”. (HR. Imam Turmudzi).
Dari kedua dalil tersebut dijelaskan bahwa Allah SWT memerintahkan umatNya untuk selalu menyadari akan segala yang dilakukan terutama prilaku yang buruk. Kesadaran tersebut akan mencerminkan bahwa seseorang itu memang senantiasa bertaqwa serta pandai memilah segala perilaku sebagai bekal hidup di akhirat nantinya.
Muhasabah yang dikenal selama ini adalah muhasabah diri atau muhasabah prilaku. Sebagai manusia penting sekali untuk introspeksi diri akan segala perbuatan yang tampak untuk mengubahnya menjadi lebih baik.
Namun, ada lagi muhasabah yang lebih spesifik ke dalam introspeksi jiwa yaitu muhasabah hati. Antara muhasabah diri dan muhasabah hati keduanya memiliki kesamaan yaitu bermaksud untuk melihat pada diri sendiri, secara etimologi pun keduanya sama-sama melakukan penghitungan terhadap prilaku fisik dan jiwa.
Perbedaannya, pada muhasabah diri agaknya lebih kepada perilaku, sedangkan muhasabah hati lebih pada jiwa atau penyakit hati seperti dengki, dendam, iri hati dan sebagainya, yang justru sering tidak disadari oleh manusia.
Cara Muhasabah yang Baik
Muhasabah hati diperlukan bagi seorang muslim dalam rangka memperbaiki kehidupan mental dan spiritualnya. Muhasabah hati dilakukan dengan cara mengingat kembali segala penyakit hati yang sempat dirasakan di dalam hati setiap orang. Bisa jadi dengki, dendam dan semacamnya kita rasakan pada orang lain. Kunci dari keberhasilan muhasabah hati adalah dengan tiga macam tindakan seperti pada ulasan berikut ini.
1. Ikhlas
Seseorang yang sering merasakan sakit hati, iri hati dan beberapa jenis penyakit hati lainnya dikarenakan satu sebab yaitu kurangnya keikhlasan diri. Ikhlas diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menerima segala kenyataan hidup yang diberikan Allah SWT kepadanya.
Hal ini biasanya berkaitan dengan rasa kehilangan, rasa tidak rela dan sejenisnya. Perasaan semacam itu sebaiknya diubah menjadi keikhlasan bahwa semua yang suah digariskan adalah yang terbaik yang diberikan Allah SWT. Dengan memiliki keikhlasan, seseorang akan mudah mencapai kehidupan yang tenang dan tidak terbebani oleh rasa berat akan sesuatu.
2. Sabar
Memupuk kesabaran adalah bentuk dari ketaqwaan kepada Allah SWT yang paling dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Kita semua pasti mengetahui kisah Rasulullah yang sabar menghadapi apapun, bahkan ketika harus dihina, diludahi, dipukul dan sebagainya saat akan memperjuangkan Islam.
Sebagai hamba Allah yang sudah barang tentu mengimani adanya Nabi Muhammad SAW sebagai utusanNya hendaklah selalu bersifat sabar dan mampu mengendalikan hawa nafsunya. Kesabaran biasanya diuji dengan reaksi kita terhadap orang lain. Prilaku mereka yang terkadang tidak sesuai dengan harapan kita agaknya tetap membuat kita bersabar dan menahan diri untuk tidak marah, atau bersikap buruk pada mereka yang menyakiti.
3. Jujur
Kejujuran adalah modal utama dalam hidup. Seseorang yang sudah dianugerahi bentuk manusia yang berakal, tentunya harus tetap bersyukur dengan tidak belaku buruk pada orang lain. Kejujuran mampu menghindarkan kita dari segala masalah yang kemungkinan datang. Hal ini sudah pasti membawa kita dalam rahmat Allah SWT.
Manfaat Muhasabah Hati
Melakukan muhasabah hati bagi seorang muslim selain memang anjuran dari Rasulullah SAW, juga memiliki banyak manfaat. Diantaranya manfaat yang paling penting adalah sebagai berikut.
- Muhasabah hati bagi setiap umat muslim akan dapat membantunya mengetahui berbagai penyakit hati yang selama ini hinggap dalam hatinya. Dirinya akan lebih tahu tentang kekurangan diri sendiri, sehingga perbaikan dapat segera dilakukan.
- Sebagai seorang hamba Allah SWT, manusia akan lebih menyadari bahwa kewajibannya sebagai seorang hamba adalah memperbaiki diri demi kedekatannya dengan Allah SWT tanpa pamrih apapun.
- Menyadari bahwa segala penyakit hati adalah sesuatu yang buruk dan tidak bermanfaat. Bahkan jika terus dipelihara justru dapat menyebabkan penyakit terhadap fisik. Beberapa penelitian terkait hal ini sudah banyak terbukti. Satu contoh diantaranya adalah penyakit liver serta gagal ginjal yang disebabkan oleh adanya rasa dendam yang dipelihara. Secara ilmu anatomi rasa dendam akan menekan saraf bagian perut ke bawah sehingga terkadang menimbulkan nyeri yang luar biasa dan menyebabkan penderitanya enggan makan. Hal tersebut akhirnya berakibat pada kondisi liver yang tidak sehat serta tekanan terhadap ginjal yang berlebihan.
- Mampu menilai baik dan buruk. Menyadari bahwa keburukan akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat nanti.
Dengan bermuhasabah maka seseorang akan mampu mengendalikan hawa nafsu yang memang berpangkal di dalam hati manusia. Kesadaran akan kehidupan yang hanya sesaat akan menjadikan mereka peribadi yang senantiasa bersyukur atas karunia dan takdir yang digariskan oleh Allah kepadanya. Selain itu, manusia akan dilatih menjadi makhluk yang pandai memperbaiki diri, sehingga tergambar jelas kelebihan mereka dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan Allah SWT.
Rasulullah SAW berpesan bahwa mengintrospeksi diri hendaklah dilakukan setiap saat pada malam hari. Mengapa diwaktu malam? Sebagian hadist menyebutkan bahwa waktu malam adalah waktu yang istimewa untuk berbincang dengan Allah SWT, terutama pada sepertiga malam atau menjelang subuh. Bermuhasabah sangat dianjurkan dalam Islam untuk meraih keridhoan Allah SWT. Muhasabah hati di malam hari akan membuat seseorang menjadi peka tentang makna hidup yang sebenarnya, selalu bersyukur, serta menerima kehendak Allah SWT demi mendapatkan kehidupan yang lebih mulia di kekalnya akhirat.
Komentar
Posting Komentar